nihh bukti lirik2 muse yang kontra illuminati :

1. Unnatural selection
...
They'll laugh as they watch us fall

The lucky don't care at all

No chance for fate

It's unnatural selection

I want the truth



(nih kasih tau kita kalo mereka senang liat kita jatuh)
Unnatural Selection
I wanna speak the language that they'll understand
{Iluminati tak pernah mendengar apa yg org2 (MUSE) katakan}



2. Knight of cydonia



And how can we win,

When fools can be kings,

Don't waste your time,

Or time will waste you



(ini muse ngsih tau kalo kita ga boleh bodoh dan lengah)



3. Uprising



Interchanging mind control

Come let the revolution take its toll if you could

Flick the switch and open your third eye, you'd see that

We should never be afraid to die



(Ini muse ngajarin kita buat buka mata ketiga kita agar sadar melihat illuminati)



4. dead star



Why can't you sleep with

Someone who'll protect you, yeah

Harm is coming your way

Yeah it's coming your way



(disini muse ngasih tau kita kalo bahaya sedang ada di hidup kita)



5. Plug in baby



Don't confuse

Baby you're gonna lose

Your own game



(ini muse ngasih isyarat lgii kalo kita lgi dlem permainan mereka ( illuminati )



6. New born



Destroy the spineless

Show me it's real

Wasting our last chance



Muse ngajarin kita buat melawan para pengecut (iluminati)



salam MUSER Indonesia .. We proud be MUSER ^^

MUSE LOVERS COMMUNITY


Muse Exo-Politics, Rekayasa Perang Bintang Demi Tatanan Dunia Baru

Setelah membaca dan mempertimbangkan usulan dan permintaan dari agan-agan yang udah membaca trit ane yang sebelumnya, maka kepikiran ama ane untuk menulis trit ini sebagai kelanjutan dari 3 seri tulisan yang sebelumnya. Maka, ane ucapin selamat datang di seri keempat dan terima kasih karena agan-agan udah mau berkunjung.

Sebelum ane mulai ngebacot, ane mo ngasi sedikit saran nih. Berhubung informasi-informasi yang akan ane sampein nanti agak sulit diterima karena terdengar rada absurd, freaky, dan terkesan mengada-ngada, gak ada keharusan bagi agan untuk mempercayainya. Agan bebas memilih untuk tidak ngelanjutin baca dan pindah ke trit sebelah. Tapi sebelum pergi, mohon kasi komentar gan. Ato setidak-tidaknya bantu rate .


Sesuai janji, kali ini ane mo ngebahas lagu berjudul Exo-Politics karya band Inggris, Muse. Lagu ini adalah track ke-8 dari album ke-4 mereka, Black Holes & Revelations. Pemilihan judulnya tidak serta merta muncul gitu aja gan. Lagu yang sempat diisukan menjadi salah satu single ini udah sering dimainkan jauh sebelum albumnya sendiri dirilis, dengan penamaan yang tidak konsisten. Sempat diperkenalkan dengan nama Bandit Song, namun karena kesalahpahaman di antara fans, lagu ini lebih dikenal dengan nama Burning Bandits. Setidaknya masih ada 10 lagi working title dari Exo-Politics yaitu Majestic Blue, Codebreak Shy Outsider, Obtain Drowsy Powders, Harem Meeting, ABA, Unpacked Residents, Preservable Heat, Timescale Keeper, Defunct Lies, Pee Candle.

Di lagu ini Bellamy (frontman-nya Muse yang guanteng itu lho, kayak ane )ceritanya lagi nunggu sesuatu nih gan. Ups, bukan gan! Bellamy bukan lagi nunggu pacarnya gan tapi lagi nungguin ane. (hehehehe, becanda gan) Jadi gini gan, rata-rata kebanyakan dari kita udah pada tau kalo Mr. Bellamy itu cinta banget ama yang namanya teori konspirasi. Nah, di sini doi lagi nunggu pembuktian salah satu teori konspirasi yang cukup terkenal yaitu invasi terhadap planet bumi yang dilakukan oleh makhluk ekstraterrestrial. Di bait ketiga doi mengungkap identitas makhluk asing itu, yaitu Zeta.

Apa itu Zeta?

Zeta yang dimaksud disini bukan Catherine Zeta Jones lho ya melainkan Zeta Reticuli Greys (yang untuk selanjutnya disebut “Greys” saja); entitas asing yang diketahui berasal dari Zeta Reticuli. Zeta Reticuli sendiri adalah sistem bintang kembar yang berada di gugus bintang Reticulum, berjarak 39 tahun cahaya dari matahari. Dua bintang utama pada sistem bintang ini diidentifikasi sebagai Zeta Reticuli dan Zeta2 Reticuli. Dan Greys ini berasal dari planet keempat terluar dari Zeta2 Reticuli. Greys inilah yang kemudian diketahui melakukan penculikan (alien abduction) terhadap pasangan suami istri asal Portsmouth, New Hampshire, Amerika Serikat bernama Betty dan Barney Hill pada awal 1960-an.



Lalu kenapa mereka menginvasi kita? Apa tujuannya sih?

Sebelum ane jawab yang itu, ane mo ngasi sedikit informasi penunjang nih biar kita bisa nyambung ngobrolnya. Jadi gini gan, beredar sebuah spekulasi bahwa dalam kurun waktu 40-50 tahun terakhir Amerika Serikat telah dan sedang mengerjakan sebuah “black project” bernama SERPO Project. Ini adalah proyek pertukaran informasi antara pemerintah Amerika Serikat yang bekerja sama dengan entitas asing. Konon ide kerjasama ini bermula dari peristiwa Roswell pada tahun 1947. Peristiwa ini adalah sebuah kecelakaan yang terjadi di daerah bernama Roswell (Amerika Serikat). Diketahui salah satu korban dalam peristiwa ini adalah makhluk ekstra-terrestrial (alien) yang terluka parah yang kemudian diselamatkan dan dirawat oleh pihak militer AS. Makhluk ini kemudian dipulangkan ke planet asalnya yang diketahui bernama SERPO. Agan-agan tau gak planet itu berada dimana? Planet Serpo adalah salah satu planet dalam sistem bintang Zeta Reticuli.

Lho kok?! Udah dibantuin bukannya ngucapin terima kasih malah pengen nyerang kita? Gak tau balas budi banget sih!

Tenang dulu gan, ini gak seperti yang kita pikir. Perang ini adalah sandiwara. Perang ini adalah sebuah rekayasa yang dirancang oleh segelintir elit dunia yang punya jabatan yang sangat tinggi dalam kepemerintahan dunia, yang sedang merencanakan sebuah Tatanan Dunia Baru (New World Order). Seperti yang diungkapkan oleh Mr. Bellamy ketika ditanya tentang lagu ini:

That’s about the possibility of an orchestrated alien invasion created by the New World Order. It is about a trade agreement between the US government and extraterrestials, about the use of new technologies.

Terdengar mengerikan dan mengada-ngada ya gan? Semula ane juga berpikiran begitu. Apalagi belakangan tersiar kabar dari beberapa orang yang antusias tehadap isu ini yang mengatakan bahwa proyek ini (SERPO Project) adalah proyek fiktif karena bukti-buktinya “hampir” bisa dikatakan tidak ada. Begitu juga tentang keberadaan planet Serpo itu sendiri.

Namun tetap saja, kedatangan alien ke bumi itu (alien encounter) menjadi topik bahasan yang menarik dalam dunia UFOlogy dan teori konspirasi. Banyak peneliti dan penulis yang sangat bergairah mencari kebenaran tentang hal ini. Contohnya Zecharia Sitchin yang bertahun-tahun meneliti dan berhasil menyimpulkan bahwa sebuah ras reptil luar angkasa pernah singgah di planet ini ribuan tahun lalu. Reptil yang kemudian berevolusi secara fisik menjadi bentuk manusia ini kemudian dipublikasikan oleh seorang penulis buku yang juga merupakan rekan Sitchin. Dia adalah David Icke yang di dalam bukunya yang menggemparkan berjudul The Biggest Secret (buku paporit ane nih gan) menyatakan bahwa ada sebuah garis darah secara konsisten berada di puncak piramida kekuasaan dunia selama ribuan tahun hingga sekarang.



Mr. Icke menyebutnya sebagai Reptilian Conspiracy. Ras reptil itu teridentifikasi bernama Anunnaki. Ras Anunnaki inilah yang kemudian memunculkan bangsa-bangsa yang berjaya di masa lalu seperti Sumeria, Akkadia, Assyria dan Babilonia. Bagi bangsa-bangsa itu, Annunaki adalah para dewa. Istilah Annunaki sendiri memiliki arti “mereka yang menurunkan darah bangsawan” atau “keturunan raja”. Selain Sitchin dan Icke juga terdapat penulis lain yang gak kalah menggemparkannya seperti Maximillien de Lafayette yang terkenal dengan bukunya Zeta Reticuli and Anunnaki Descendants Among Us: Who Are They? dan From Zeta Reticuli to Earth: Time, Space and The UFO Technology.

Kembali ke masalah alien encounter. Perang bintang (Star Wars) udah menjadi semacam propaganda bagi para elit penggiat New World Order agar kita mau menerima proposal Tatanan Dunia Baru. Karena hal ini menjadi alat bagi mereka untuk meyakinkan kita bahwa dunia membutuhkan satu angkatan bersenjata yang kuat untuk bersatu menghadap perang ini. Kita tahu sendiri bahwa tujuan Tatanan Dunia Baru adalah menciptakan dunia yang dikontrol oleh satu pemerintahan, satu angkatan bersenjata, satu bank sentral, dan satu agama! Maka dari itulah mereka mengembangkan banyak “black project” yang salah satuny adalah PSYOP (Psychological Operations).



When the Zetas fill the skies
It's just our leaders in disguise
Fully loaded satellites
Will conquer nothing but our minds


Mereka “bermain-main” pada sisi psikologis dan pemikiran kita. Bagi yang belum tau, PSYOP adalah operasi psikologis yang direncanakan untuk menyampaikan indikator dan informasi yang sudah diseleksi terlebih dahulu ke pendengar asing untuk mempengaruhi emosi mereka, motivasi, alasan yang objektif, dan akhirnya perilaku dari pemerintah asing, organisasi, kelompok, dan individu. Salah satu contoh dari PSYOP ini adalah Star Wars Strategic Defense project atau Proyek Strategis Pertahanan Perang Bintang. Nah lho! Klop dah ama tujuan NWO.

Jalan pemikiran pemimpin-pemimpin kita (baca: penguasa) emang rumit gan. Tapi itu bukan jadi alasan bagi kita untuk menyerah. Ane sendiri memilih untuk jadi pribadi yang berpemikiran terbuka, seperti yang Bellamy bilang:

As conspiracies unwind
Will you slam shut or free your mind,
Or stay hypnotised?


Nah sekian dulu gan. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga pemikiran agan-agan makin terbuka. Dan jangan lupa nya dong gan, komeng, ato bantu rate kek gitu. Karena pengalaman-pengalaman sebelumnya yang datang ke trit ane bukannya ngasi komeng ato rate ato cendol gitu, tapi malah copas trit ane ke blog ato trit lain tanpa izin ane. Bukannya apa-apa gan, tapi hargai juga dong gan usaha ane.


Matthew Bellamy Dan Ritual Membanting Gitar

Halo agan-agan, salam jumpa lagi dari ane, vector.729. Ane muncul berarti ada sesuatu yang mau disampein. Dan kali ini ane mo ngebahas sesuatu yang lebih ringan dibanding biasanya gan. Ane pengen mengulas tentang kesenangan Mr. Bellamy membanting gitar dalam kebanyakan gig-nya MUSE. Istilah kerennya smashing the guitar. Tapi sebelum mulut ane berbusa ngebacot, ane kasi liat dulu kali ya pusaka Kanjeng Raden Mas Matthew James Bellamy. Ane nemu beginian setelah minta petunjuk ama Mbah Gugel. Cekibrot gan:



Seperti yang kita tahu, selain karena kejeniusannya dalam meramu musik dan vokalnya yang “magis” (emang dukun ), Mr. Bellamy juga terkenal dengan kegemarannya ngebanting gitar.Udah terlalu banyak yang dibanting, ampe ratusan gan. Dari berbagai merek pula mulai dari Ibanez, Gretch, Gibson, dan saat ini; Manson, meski setelah itu diperbaiki lagi. Di era Hullabaloo contohnya, Matt Bellamy meloncat ke punggungnya Chris Wolstenhlome lalu melompat ke drumset-nya Dom Howard. Trus waktu manggung di Earls Court 2004, doi membanting gitar ke arah drumset kayak main gundu aja. Matt Bellamy udah memecahkan rekor dunia ngancurin gitar, dia membanting sekitar 140 gitar sepanjang Absolution Tour di tahun 2004.

Tuh orang sinting kali ya, gitar-gitar keren kayak gitu dibanting. Bukannya apa-apa gan, ane suka ngerasa kasian ama gitar dan equipment yang doi banting. Sayang kan, gitar-gitar bagus gitu malah dibanting. Mana mahal lagi. Tapi bodo ah, orang kaya ini.

Ada banyak teori kenapa Mr. Bellamy doyan ngelakuin “ritual” ini. Doi sendiri pernah ngasi penjelasan saat interiew di Jepang bahwa beberapa alasan membanting gitar itu adalah karena konser yang buruk dimana mereka ngerasain energi negatif saat itu. Atau karena tuh gitar gak bekerja dengan baik dan tidak menghasilkan sound sebagaimana yang diinginkannya. Ada juga karena sekedar ingin bersenang-senang.






Dan seperti yang ane bilang tadi, ritual membanting gitar itu masih terjadi sampe sekarang. Waktu konser di Hylands V Festival 2008 bang Mamat melempar gitar Chrome Bomber Manson kayak main bowling abis nyanyiin Knights of Cydonia. Dan selama periode The Resistance Tour, Mr. Bellamy paling suka ngebanting “Si Merah”, Red Glitter (a.k.a Santa a.k.a Red Sparkle a.k.a Glitterati). Gitar yang satu ini udah ngerasain “asam-garam” kena banting. Dilempar ke udara, dibanting ke arah amplifier, dilempar ke arah platform-nya Dom, sang drummer. Biasanya setelah mainin Stockholm Syndrome.

Saking doyannya tu gitar dibanting, sampe punya “anak” tuh gitar. Lengkap deh sekeluarga kena banting. Saat ini Red Glitter udah tiada, bukan karena dibanting Matt, melainkan karena kesalahan panitia penyelenggara gig di Staples Center LA. Red Glitter saat ini digantikan oleh MB-1 Red Glitter (a.k.a Son of Santa) dan Santa 2.0 (a.k.a Red Glitter 2.0 a.k.a New Glitterati) dan masih kena banting juga.
Ane punya teori dan analisis sendiri mengenai riwayat “Si Merah”dalam ritual pembantingan. Pertama, Glitterati dalam pandangan ane adalah simbol obsesi Mr. Bellamy terhadap kesempurnaan. Merah melambangkan passion dan hasrat terhadap kesenangan. Ane mengibaratkan gitar yang satu ini seperti seorang wanita cantik dalam balutan gaun berwarna merah, seperti Lady in Red dalam film Devil’s Advocate (dibintangi oleh Keanu Reeves dan Al Pacino). Wanita dalam gaun merah akan terlihat sangat mempesona dan menggairahkan. Tapi kesenangan itu palsu. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa gitar ini gak selalu berhasil menjadi bahan eksperimen sang pemilik. Red Glitter gak sesempurna fisiknya. Kayak yang ane bilang sebelumnya, salah satu alasan Bellamy membanting gitar adalah karena gitar itu tidak menghasilkan sound yang sesuai dengan keinginannya. Contohnya, saat Bellamy melempar Red Glitter ke arah platform-nya Dom waktu manggung di Seattle KeyArena 2010.

Teori kedua, teori nyeleneh menurut ane, yaitu Red Glitter adalah representasi dari para konspirator New World Order. Dan membanting Red Glitter adalah simbol perlawanan dan pemberontakan. Meski teori ini terdengar ngawur, tapi ane gak sembarang nulis teori ini gan. Ane terinspirasi (lagi-lagi) dari tulisannya Mr. David Icke; genealogist, spiritualist, pembicara dan penulis buku-buku konspirasi. Mr. Icke terkenal dengan idenya mengenai konspirasi kelompok rahasia reptilian humanoids yang dikenal sebagai Babylonian Brotherhood yang mengontrol kemanusiaan beribu-ribu tahun lamanya.

Hmm, lalu apa hubungannya dengan “Si Merah” Red Glitter?

Jadi gini gan, dalam bukunya yang berjudul Infinite Love is the Only Truth, Mr. Icke memperkenalkan ide tentang “reptilian software”. Dalam pandangannya, populasi manusia di dunia dapat dibagi menjadi 3 tingkatan. Yang pertama, tingkatan tertinggi dari Brotherhood (Babylonian Brotherhood maksudnya gan), disebut juga sebagai “reptilian software” atau “penggagas pemikiran”, gak punya kesadaran dan “freewill”. Kelompok ini dikenal juga dengan sebutan Red Dresses.

Kelompok kedua, yaitu yang disebut sebagai “sheeple”, kemungkinan gabungan dari “sheep” (domba) dan “people” (orang) yang kemudian dijadikan sebagai sebuah plesetan. Sheeple adalah representasi dari kebanyakan manusia, bagian terbesar dari populasi, memiliki kesadaran tapi melakukan apa saja yang diperintahkan oleh The Brotherhood. Mereka adalah sumber energi dari The Brotherhood. Termasuk di dalamnya adalah “repeaters” (pengulang), yaitu orang-orang yang berada dalam posisi memberikan pengaruh dan mengulang semua yang dikatakan oleh orang lain, seperti para dokter, guru, dan jurnalis.

Kelompok ketiga adalah mereka yang memandang semuanya sebagai ilusi, seperti Neo dalam film The Matrix. Mereka disebut juga sebagai kelompok orang “gila” dan “berbahaya”, karena dianggap mengancam dominasi kelompok pertama (Red Dresses). Kelompok ketiga adalah orang-orang kritis dan para pemberontak, kayak MUSE sendiri.

Secara genetis “Red Dresses” begitu terobsesi mempertahankan garis darah mereka supaya gak dinodai oleh kelompok kedua dan ketiga. Untuk mengerti hal ini, agan bisa baca kembali trit ane yang berjudul [Part 2] The Resistance by Muse: Petunjuk DNA Double Helix dan The Golden Mean .

Jadi, maksud ane adalah bahwa maksud ritual smashing the Red Glitter adalah semacam simbol sebagai pemberontakan gan. Yaaa, gak bedalah ama apa yang selalu disuarakan oleh trio Devonshire ini. Tapi bukan berarti yang ritual ini selalu bermakna seperti yang ane maksud gan. Namanya juga band nyentrik. Aksi panggungnya selalu punya multi-interpretasi, alias gak single-meaning.

Ya udah segitu aja gan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, ato setidaknya ngasi hiburan.
Ane selalu mengharapkan komeng-komeng bermutu dari agan-agan, kalo berkenan sekalian nya gan. . Bagi agan yang gak berkenan komeng, ane minta nya aja.


Lady GaGa Bakal Duet Bareng Muse di Grammy

http://i.ytimg.com/vi/cKcQV56W4bI/0.jpg

Grammy Awards tahun ini bakal sama mengagumkannya, atau bahkan lebih daripada perhelatan tahun lalu. Salah satunya, tentunya adalah dengan duet antara Lady GaGa dan Muse!

Acara pemberian penghargaan bagi insan musik berprestasi ini akan digelar 13 Februari ini di Los Angeles. Dan bukan hanya GaGa dan Muse yang akan menjadi pasangan duet fenomenal malam itu.

Sebelumnya, beberapa kabar menyebutkan bahwa Rihanna akan berduet dengan Drake. Gwyneth Paltrow, yang selama ini dikenal sebagai seorang aktris, akan berduet bersama Cee Lo Green dan beberapa anggota Muppets.

Tentunya, dengan gaya khas masing-masing, kolaborasi antara Lady GaGa dan Muse akan benar-benar fantastis. Tahun lalu, GaGa naik ke atas panggung bersama Elton John untuk menggarap lagu GaGa yang berjudul Poker Face dan Speechless, juga lagu Elton berjudul Your Song. Bisakah tahun ini GaGa lebih gemilang di atas panggung? Let's see! (spl/mae)


Muse and Janelle MonĂ¡e to perform at Grammy Awards ceremony

Muse, Janelle Monae and Bruno Mars have been added to the list of artists performing at next month's Grammy Awards ceremony.

The ceremony takes place on February 13 at the Staples Center in Los Angeles, with B.O.B, Usher, Justin Bieber and Lady Antebellum also added to the performing bill.

Already scheduled to perform at the ceremony are Eminem, Katy Perry, Arcade Fire, Cee Lo Green and Lady Gaga, who will perform her new single ‘Born This Way’.

Eminem has received the most Grammy nods among the performers, with 10 nominations. Bruno Mars has seven, while Lady Gaga and Lady Antebellum are up for six.

B.O.B is up for five awards, with Katy Perry and Cee Lo Green nominated for four. Arcade Fire are in the running for three.

As a result of performing at the ceremony, both Janelle Monae and Cee Lo Green have pulled out of appearances at Australia's Good Vibrations festival.

See Grammy.com for more information.


The Shockwaves NME Awards Tour 2011 takes place throughout February, while Shockwaves NME Awards Shows are also taking place in London throughout the month. See NME.COM/TICKETS for details


Interpretasi Muse Assassin

Kalo pada trit ane sebelumnya ane ngebahas album “The Resistance”, kali ini ane mo mundur satu album ke belakang. Ane nyoba mengelaborasi track ke-7 dari album “Black Holes & Revelations”. Yap, bener banget gan. “Assassin”.

Assassin, adalah salah satu karya trio Devonshire yang tadinya direncanakan sebagai single. Ane gak tau pertimbangan apa yang telah terjadi sehingga rencana itu batal. Yang jelas track berdurasi 3 menit 31 detik ini adalah track yang bikin pendengar Muse penasaran ama versi live-nya. Agan-agan ndiri tau kan seperti apa lagu ini; ngerock banget dan teknik bermusiknya rumit pula. Menurut informasi yang ane baca, Bellamy n’ da gank terinspirasi untuk menulis lagu ini setelah dengerin radio Islam ketika mereka berkunjung ke salah satu negara di Timur Tengah. Makanya, kalau agan-agan sedikit jeli, agan-agan bakal nemuin ada influence irama padang pasir di lagu ini. Apa lagi kalo agan-agan dengeri versi awalnya yang berjudul Grand Omega Bosses (a.k.a Debase Masons Grog a.k.a Message Board Song). Durasinya lebih lama dan bunyi-bunyian musik Arabian kental terasa disitu.

Jadi, Assassin itu sebenarnya apa sih? Sebelumnya ane kasi pengantar liriknya dulu kali ye:
War is overdue.
The time has come for you,
To shoot your leaders down.
Join forces underground.


Assassins adalah organisasi bawah tanah yang hidup di daratan Mesir hingga Persia pada zaman Dinasti Fatimiyah sekitar tahun 1094 sebelum akhirnya mereka musnah, diinvasi oleh Kekaisaran Mongol pada tahun 1250. Assassins adalah kelompok yang melakukan pemberontakan ketika terjadi suksesi kepemimpinan dari Khalifah Al Mustansir dari Dinasti Fatimiyah kepada anaknya, Al Mustali.

Assassins dikenal sebagai salah satu aliran Islam garis keras dan sangat fanatik pada masa itu. Fanatisme sempit yang mereka anut membuat mereka tidak segan-segan melakukan tindakan pembunuhan sekalipun terhadap orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka, sesuai dengan nama yang disandangkan kepada mereka yaitu Sang Pembunuh (Assassins). Sebagian pakar dan penulis sejarah bahkan sepakat bahwa Assassins adalah cikal bakal dari aksi terorisme modern seperti yang marak akhir-akhir ini.

Namun, perlu kita perhatikan adalah bahwa nama mereka yang memiliki padanan kata dalam bahasa Arab yaitu Hashshasin, memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan istilah Assassins. Hashshasin adalah istilah yang dipergunakan oleh bangsa-bangsa berbahasa pengantar Arab untuk menyebut “para penghisap ganja”. Pada kenyataannya, kelompok ini memang melakukan “ritual” menghisap ganja sebelum turun ke masyarakat untuk melakukan aksi teror dan tindak pembunuhan. Beberapa penulis berpendapat bahwa istilah Assassin berasal dari kata Arab, Assassiin (kayak orang lagi ngaji nih gan, “sin”-nya dibaca pake tanda panjang/mad) yang memiliki arti “para penjaga rahasia”.

Assassins didirikan oleh Hasan bin Sabah, seorang pengikut aliran Syi’ah Ismaili yang pernah mendalami ancient wisdom di Dar ul Hikmat (House of Wisdom) atau yang lebih dikenal dengan nama Grand Lodge of Cairo. Hmmm, istilah “lodge” mungkin ngingetin agan-agan ama perkumpulan rahasia semisal Freemasonry. Pada akhirnya sebagian besar dari kita akan dibikin kaget bahwa dalam menjalankan organisasinya ini, Hasan bin Sabah sebagai Grand Master Assassins memang memakai sistem jenjang kepangkatan sebagaimana halnya Freemasonry. Karena di dalamnya kita juga akan menemukan tingkatan yang serupa dengan Apprentices, Fellows of Craft, dan Masters. Anggota Assassins pada pangkat tertentu juga mempelajari ilmu pengetahuan mistik esoteris dan juga ancient wisdom. Namun perlu ane lurusin bahwa sebagai organisasi underground secara kronologi waktu Assassins lebih dulu ada dibanding secret societies yang kita kenal sekarang (itu pun kalo ente juga percaya ama teori konspirasi kayak ane gan, hehehehe). Beberapa catatan sejarah bahkan membeberkan fakta yang bakal membuat sebagian dari ente makin tercengang gan. Fakta yang ane maksud adalah bahwa Assassins memiliki kontak dengan Knights Templar pada masa Perang Salib. (Nah lho? West meets East nih judulnya)

Grand Lodge of Cairo (tempat Hasan mempelajari ancient wisdom) yang pada masa itu adalah gudang ilmu pengetahuan didirikan sebagai bentuk penghormatan terhadap Abdullah ibn Maymun, tokoh materialis karismatik peletak dasar-dasar pengetahuan mistis esoterik di Timur Tengah. Dia-lah “Sang Jenius Gnostik” yang mengembangkan metode inisiasi pada sekte Batinis (semacam perkumpulan tarikat gitu deh, gan) yang kemudian menjadi metode dasar yang dipraktekkan oleh sejumlah organisasi sejenis, termasuk Assassins. Anggota lodge ini menyempurnakan metode inisiasi ciptaan Abdullah, yang berabad-abad kemudian juga digunakan Adam Weishaupt (tau kan do’i tuh sapa? pendiri Illuminati itu lho, gan).

Hasan bin Sabah sendiri dalam merekrut anggota dan menjalankan organisasinya mengembangkan metode inisiasi dan brainwashing. Hasan yang memperkenalkan dirinya sebagai Syaikh Al-Jabal (The Old Man of the Mountain) kepada calon anggotanya memakai metode pembiusan. Hasan menciptakan halusinasi “surga” ke alam bawah sadar korbannya. Untuk itu Hasan bersama sekutu-sekutunya membangun sebuah istana megah yang dilengkapi oleh taman-taman yang indah di sebuah lembah yang jauh dari pusat kota di Alamut (dekat Laut Kaspia). Dan sebagaimana prosedur standar yang umum dilakukan, Hasan melakukan indoktrinasi terhadap korbannya. Mereka diminta bersumpah setia terhadap organisasi dan sebagai gantinya, Hasan menjanjikan mereka “surga”. Metode ini menjadi sangat ampuh karena terbukti menciptakan tentara-tentara yang patuh yang pada saat-saat krusial bersedia mengorbankan diri mereka jika dibutuhkan. (Sama halnya dengan S.O.P yang dipakai oleh kelompok-kelompok teroris yang ada saat ini)

Kita sepakat bahwa apapun alasannya, terorisme dan tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan. Apa lagi sampai mengatasnamakan agamanya. Hal demikian hanya akan menciptakan penderitaan bagi kedua belah pihak, sebagaimana yang dimaksud oleh Bellamy cs di lagu ini:
Lose control
And increasing pace
Warped and bewitched
Time to erase
Whatever they say
These people are torn
Wild and bereft
Assassin is born, yeah


Ente pengen tau gak gan gimana akhir petualangan “Sang Pembunuh”? Tulisan berikut ane kutip dari bukunya Jim Marrs berjudul Rule by Secrecy:

The murderous nature of the Assassins proved their downfall. Hasan, the Old Man of the Mountain, was assassinated by his son, Mohammed, who in turn was poisoned by his son, who had learned of Mohammed's plan to kill him. By 1250 invading Mongol hordes had captured the last Assassin stronghold, effectively eliminating the order. Although, according to some researchers, pockets of Assassins still exist in the Middle East today.


Pejuang Assassins yang masih tersisa setelah invasi Kekaisaran Mongol ini terpecah menjadi 2 kelompok. Kelompok kecil mati pada abad kedelapan belas, sedangkan kelompok besar yang dipimpin oleh seorang imam bernama Aga Khan, pada tahun 1840 pindah dari Iran ke India. Para pengikutnya diperkirakan berjumlah jutaan, masih ditemukan di Syria, Iran, Asia Tengah dan Asia Selatan, kelompok terbesar berada di India dan Pakistan, di mana mereka dikenal sebagai Khojas.

Ada fakta menarik tentang Imam bernama Aga Khan ini gan. Fakta yang bakal bikin ente “terkagum-kagum” dikarenakan oleh kerja yang rapi dari “Kelompok Elit” itu dalam menyusun konspirasi yang mereka skenario-kan. Cekibrot, gan:

Aga Khan II, came to be one of the founders of the Muslim League, which was sponsored by the British in 1858. The 48th Imam, Sir Sultan Mohammed Shah Aga Khan III, was very close to the British royal family during his 72-year reign, and held the post of chairman of the League of Nation's General Assembly for a year. The 49th Imam, Prince Karim Aga Khan IV, was given the British title "His Highness" by Queen Elizabeth II in 1957, and continues to this day to be closely allied to the Illuminati.


Queen star May hails Muse album

Brian May
May was awarded a CBE in 2006 for his services to music and his charity work

Queen guitarist Brian May has praised the Queen-influenced sound that Muse have incorporated into their recent number one album, The Resistance.

"I love it, I think it's great stuff," May told the BBC.

"I think they're very good boys and extremely talented, and like us they have their tongue in cheek a lot of the time," May said.

One key track on the new Muse album - United States of Eurasia - has drawn comparisons to classic Queen.

Last month, Muse drummer Dom Howard said: "I guess people have thought it sounds a bit like Queen, particularly that big chord and the big harmonies.

"When we did that in the studio we laughed a lot because it was so uplifting. It's a real chest out, hand in the air moment in the song."

May, who gained a doctorate in astronomy in 2007, said he had met Muse a couple of times in the early part of their career.

"They said they liked us and that we've been an influence, which is obviously nice for someone like me to hear," said May.

He described the track United States of Eurasia as "brilliantly done".

"They are extraordinary musicians," May added. "Real virtuosos - much more than I am.

"I like the way they let their madness show through, always a good thing in an artist."

Game plans

May also said he was delighted that he was being portrayed as a figure in a Lego Rock Band game - due out next month.

"It's the ultimate accolade, to be portayed in Lego," he said. "My dreams are all fulfilled now."

And he said there was talk "going on behind the scenes" about a dedicated Queen Rock Band game - like The Beatles version that came out last month.

"Yes we're into it, I think it may happen," he said.

Meanwhile, May is preparing for the launch next week of a book he has co-written - A Village Lost and Found - a collection of 3D photographs from the 1850s.